Kamis, 09 Februari 2012

Cerpen Lucu Karya Saya 3

Handphone
        Musim jagung sudah tiba, tingkat kesejahteraan petani jagung pun meningkat drastis, seperti Pak Ngatno warga desa kemadang, kecamatan Tanjungsari, Kab. Gunugkidul. Tepatnya dia adalah tetangga simbah buyut saya. Pada suatu hari dia ingin jalan-jalan ke kota Wonosari dengan membawa uang yang sangat banyak hasil penjualan jagungnya. Pak Ngatno bingung akan membelanjakan uangnya itu untuk apa, untuk sembako sudah tercukupi kemarin lusa. Dalam pikirannya berkata “iki aku arep golek opo yo?!”. Tiba – tiba dalam
pikirannya muncul pemikiran.., Handphone!! Ia langsung menuju gerai handphone yg sudah terkenal di Wonosari. Sesampainya disana, dia langsung mengatakan, “mas, aku pesen handphone sing iso nggo nelpon, kalkulator, karo pengetan ben aku iso tangi esuk ning alas, masalah merk saksake rapopo!”. Dengan sigap, mas pelayan pun langsung mencarikan dan mengatakan “siapp pak”. Tidak lebih dari 1 menit, hape sudah tersedia di depan mata. Maklum handphone pesanan Pak Ngatno langsung tersaji karna fiturnya sederhana. Tidak memikirkan entah yg ada kameranya lah, browser lah, 3G atau apa lah. Maklum namanya juga pertama kali beli handphone. Dengan persetujuan antara kedua belah piihak, handphone itu pun sudah menjadi milik Pak Ngatno.  Setelah itu, mas – mas pelayan bertanya, “bapak sampun kagungan SIM card?”. Si bapak menjawab, “oh kudu nganggo to mas? Ya kosek.” Pak Ngatno dengan watak ndeso nya, malah mengambil SIM mengemudi di dompetnya. Maklum orang ndeso. Karena kebodohannya itu, mas pelayan menjelaskan tentang apa itu SIM card. Karena sudah jelas dan puas tentang penggunaan hape, Pak Ngatno pulang ke rumah dgn mata berbinar – binar. Sampai dirumah, baterai handphone nya sudah drop atau habis. Karena sudah dijelaskan bagaimana mengisi baterai, dengan tenangnya dia mengambil charger handphone nya. Tetapi Pak Ngatno baru sadar bahwa me nge cas hape harus pake stop kontak dgn aliran listrik. Padahal dirumahnya tak ada aliran listrik. Karena sedikit jenius walaupun memang ndeso, Pak Ngatno menemukan solusinya. Yaitu nitip nge cas hape nya di rumah anaknya.                                                                                                                                        Berbulan - bulan berlalu, Pak Ngatno membeli SIM card baru. Dia sudah tahu cara memasang SIM itu letaknya dimana. SIM lama telah dilepasnya, SIM baru dimasukkan. Proses pergantian akhirnya selesai dengan selamat sentosa. Tetapi handphone nya tidak mau menyala lagi, karena ia kebetulan sedang di rumah sendiri. Pak Ngatno sangatlah bingung. Ia mengira hapenya itu telah rusak 100%, dengan bego’nya (walaupun saya berkata bahwa Pak Ngatno jenius, tetapi sebenarnya dia tetap bego’ dan goblok ), dia langsung memberikan hape nya itu kepada tetangga yg sebetulnya hanya lewat di depan rumahnya. Akibat dari penyerahan hape itu, mereka berdua sangat senag satu sama lain. Pak Ngatno senang karena :  menyerahkan hape yg rusak itu kpd si tetangga yg beruntung mendapatkan hape yg sebetulnya tidak rusak. Sedangkan Si Tetangga senang karena : mendapatkan hape baru dan SIM baru, karena si tetangga sebetulnya juga belum pernah mempunyai handphone. Akhirnya Pak Ngatno berpikiran tidak akan mempunyai hape lagi karena beberapa bulan saja sudah rusak ( sebenarnya baru setengah bulan saja dipakai ). Dan tahukah anda mengapa handphone itu sebenarnya tidak rusak???? Karena Pak Ngatno setelah memasang kartu baru, baterai hapenya terpasang secara terbalik hahaaaaa :D.....

8 komentar: